Maka nikmat mana lagi yang kamu dustakan??

Tiba-tiba saya ngebet banget nulis, ingin share d blog. Ada satu kejadian 2 hari yang lalu yang ingin saya share di sini.

Hari itu, saya bersama teman2 circle (club di kampus) seperti biasa mengadakan kunjungan bulanan ke Rumah Sakit yang bernama Nishibeppu byouin. Ya, inilah salah satu kegiatan rutin kami, mengunjungi pasien yang kurang beruntung secara fisik maupun mental. Pasien2 ini adalah mereka yang hidupnya selalu bergantung pada alat2 rumah sakit, karena tingkat imunitas merka pun dibawah normal. maka tak sedikit dr mreka yang telah menghabiskan lebih dr 10 th hidupnya d rumah sakit ini.

Sedikit bercerita tentang latar belakang kegiatan ini, kami bekerjasama dengan salah satu NPO(yaa gampangannya kelompok kecil gitu) ibu ibu di oita yang mencoba mengusahakan terapi kecil2an melalui musik. Maka kami pun bernyanyi lagu2 riang, memainkan musik bersama mereka, perawat, dan pasien di sana.

Jujur saja, hampir 2 th lalu pertama kali saya diajak ikut kegiatan ini dengan teman saya, maka saya yang tdinya berpikir acara ini adalah mengunjungi pasien biasa, nyaris meneteskan air mata pada saat melihat kondisi yg sebetulnya. Sungguh, saya sangat merasa beruntung, 1000% lebih beruntung dari mereka. Mereka yang sehariharinya duduk di kereta atau tidur di ranjang, tidak mampu bicara seutuhnya, terlihat senang sekali kami kunjungi. Siapapun kami, entah mahasiswa asing, entah berwarna kulit berbeda, mereka tidak peduli. Sangat terasa mereka menikmati apa yang kami coba bawakan bersama mereka. Bahkan, beberapa kali di antara mereka mencoba membawakan satu lagu dengan terbata2, berusaha menyelesaikannya dengan senyuman. Ya, hari pertama saya di sana sungguh membawa arti yang besar pagi saya pribadi. Betapa "bahagia" bagi mereka itu sangat sederhana, dikunjungi orang lain, merasakan bahwa masih banyak yang mw berbagi bersama mereka. dan Sekali lagi saya diingatkan until bersyukur, tidak mengeluh, bersemangat dan selalu peduli.

Oke, balik lagi ke fokus awal. Hari itu, kami menjalankan program seperti biasa. Kami memgawali dengan bernyanyi bersama lagu 「みんな輝け」alias, we're all shining :D kemudian, kami lanjutkan dengan mmberi selamat ulang tahun pada pasien2 yang berulang tahun bulan itu.

Dan hari itu, kami diberitahu akan kedatangan satu pasien yang sebelumnya tidak pernah kelihatan. Kebetulan pasien ini berulang tahun pada bulan ini, segingga perawat meminta kami untuk memberi selamat ulang tahun juga padanya. Pasien ini bukan pasien yg tinggal di rumahsakit, karena dia dirawat sendiri oleh ibunya di rumah. Kebetulan, ibunya dan ia sedang kontrol hari itu.

Beberapa saat kemudian datanglah sang ibu dan anak ini. Lagi2, saya cukup terkejut. Tidak seperti pasien lain, yang ketika kami lakukan kontak mata sambil tersenyum lalu mereka berusaha memberikan senyuman balik, tapi yang saya temukan adalah wajah sesosok pejuang kuat yang terus bertahan.

Pasien ini adalah anak lakilaki berumur 7 tahun, seperti yang lain, mengalami kekurangan fisik dan mental, terpaksa tertidur di ranjang dengan alat2 kesehatan terpasang d tubuhnya. Satu lagi tambahn kondisi spesial, hanya memiliki satu paru2.

Ya, Saat itu, yang saya saksikan adalah ibunya mendorong ranjang si anak, satu tangan sambil memegangi pompa untuk memacu pernapasannya di saat2 dibutuhkan, tangan yang lain memegangi alat kontrol yang saya kurang tahu fungsinya entah untuk memonitor paru2 atau jantungnya.

Sang anak ini,-ijinkan saya memanggilnya sang pejuang ini, sedikit memangdangi kami, dengan terus berkonsentrasi menata nafas dengan mulutnya. Sedangkan sang ibu, sambil tersenyum menyanyikan lagu happy birthday, ia terus waspada dengan alat kontrol yang ia pegnag.

Maka saat itu juga hati saya luluh kembali. Sungguh adikku, ketimbang mengucapkan Happy birthday, saya lebih ingin mengucapkan Keep having Fight-day. Dengan kehendak Allah, Sudah 7 tahun lamanya kamu memenangkan hari2 untuk bertahan. it's just AWESOME!Subhanallah

Hati saya pun meleleh menyaksikan sang ibu. Sungguh, yang saya ingin katakan padanya hanyalah,
Perlu ibu tahu bahwa ibu adalah satu yang terpilih dari sekian ratusan juta ibu di dunia ini, karena Tuhan tahu dan saya pun percaya, bahwa
Ibu adalah KUAT!

Sang ibu tetap tersenyum, dan selesai kami bernyanyi bersama, dengan tersenyum ia berkata "arigatou gozaimasu"

Tidak, kamilah yang seharusnya mengatakan itu. Kami bukan apa2 dibandingkan ibu dan anak ibu. Kami lah yang harus belajar dari ibu dan anak ibu. Kamilah yang lagi2, merasa diingatkan dengan pertemuan ini. Kami yang suka lupa bahwa kami beruntung, kami yang suka tak tahu diri membiarkan semangat kami mengendur di saat anak ibu yang untuk bernapas pun butuh berjuang, dan masih banyak lagi yang lain.

Hari itu, saya seperti merasa di tampar halus olehNya. Bagaimana dengan mu kawan? Masih semngat? Masih bersyukur? Semoga 2 pertanyaan ini dapat terus menjadi pertanyaan rutin evaluasi kita di akhir hari2 kita.

#dengan kehendakNya, saya lagi2 diberikan pelajaran dan hikmah hari itu.
Maka nikmat mana lagi yang kamu dustakan?!

Comments

  1. T,T
    astaghfirullah, subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha ilallah, Allahuakbar!

    ReplyDelete
  2. subhanallah jeki.. subhanallah subhanallah subhanallah..

    judulnya benar2 tepat sekali.. maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.. astagfirullah..

    ReplyDelete
  3. Iya, MasyaAllah deh liat nya waktu itu. Sungguh "bahagia" nya mereka itu sederhanaaaa banget. Justru kita k rs itu bukan merasa kita mensupport mereka tapi justru karena mereka lah kita bersemangat lagi dan lagi!

    Uchiiii apa kabaaaaar???!!!! Lama banget mbakbrooo kita ga kontak looo

    ReplyDelete
  4. Masyaallah... sesuai banget dengan judulnya...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indonesia: Tempat Berlindung Siapa?

Yokoso Japan (2)

It was the FIRST time....