It was the FIRST time....


Maaf sebelumnya, sebetulnya peristiwa ini terjadi sudah sekitar satu minggu yang lalu, tapi, berhubung saya tidak menyempatkan waktu untuk menulis kecuali menulis tugas esai saya, jadi, gomenne, baru nulis sekarang...hohho

Dan parahnya, sekarang saya lupa itu kejadian terjadi tanggal berapa, hehhe, but it’s not really important, seperti kata guru sejarah smp saya dulu, “kalian tidak perlu menghafal tanggal, itu tidak penting, yang penting kalian paham runtutan kisahnya”...jadi...let’s start my story :D

Sore itu, selesai kuliah jam 17.45, saya langsung ke student union, berhubung ada kegiatan club. Karena saya sedang tidak haid, maka saya pun ke toilet untuk wudhu, dan ambil rukuh plus sajadah, lalu ke lorong tempat sholat...

Sesampainya di lorong yang biasanya, ternyata sudah ada sesosok laki-laki (halah) sedang sholat. Wew, it was the first time saya menemukan barengan sholat di kampus setelah 3 minggu (as jadwal kuliah pada beda2, t4 sholat pun beda2, g kayak di indonesia yang di kampus kalo sholat ya di musholla atau masjid)

Kembali lagi ke cerita, karena lelaki itu udah sholat duluan, ya udah saya jadi ma’mum masbuk dengan isyarat menggelar sajadah (nggak mungkin kan saya nepuk pundaknya, hehhe).  Dia mengerti lalu mengeraskan bacaannya. Jadilah kami sholat berdua, hohho..

Setelah beberapa menit, selesailah kami sholat. Lalu, saya menyelesaikan sholat saya karena ketinggalan satu rakaat. Setelah saya selesai sholat, sementara saya berdoa, imam saya tadi itu sholat sunnah. Sayang sekali, karena saya ada agenda saya langsung cabut tanpa menunggu pria itu selesai sholat...

Well, saya tidak tahu siapa dia, bagaimana rupanya (bukan masalah enak dipandang atau tidak, hehhe, yaa, siapa tau bisa sapa2 gitu kalo ketemu di jalan), darimana dia, anak undergraduate atau graduate... Saya hanya melihat posturnya dari belakang, mendengar satu surat pendek untuk bacaan sholatnya, dan tasnya (yang sekarang saya sudah lupa, hehhe)

Hmm, sebenernya saya mw ketemu bukan karena apa-apa sih, cuma mw tanya satu pertanyaan aja
“Are you sure about your qibla direction???”
:D

Comments

  1. sholat saja di waktu yg sama,,di tempat yg sama.. mgkn ketemu lg..

    ReplyDelete
  2. karena apa apa juga gag papa tong :P

    ReplyDelete
  3. @uci : aku lali kuwi dina apa, hohho....
    @terong : ahaha :P
    @nuu : oh no man komenmu....kalau bukan jodoh juga kemana-mana g masalah, hahha

    ReplyDelete
  4. jangan-jangan namanya abdullah *alaKCB* :p

    ReplyDelete
  5. zakiya,,,,miss u so bad...
    apik zak ceritane...hhe..
    eh di sana izin buat sholat gampang gak zak??

    ditunggu cerita2 selanjutnya ^^
    ganbatte ne, nee-chan...:)

    risa uki rakhmawati

    ReplyDelete
  6. hahaha. .
    aku kira kamu mau nanya yang 'lain'
    ayo tulis lagi tulis lagi

    melisa

    ReplyDelete
  7. zakiyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

    ReplyDelete
  8. Saya kira pertanyaan terakhirnya: "Mas, namanya siapa?" [Lalu soundtracknya Melly bersenandung, :)]



    Salam, Al Faruq yang terjebak di Bumi Teladan

    ReplyDelete
  9. hehhe, lha mas (atau bapak???)-e kiblatnya beda 30 derajat sama kiblatku biasanya e....
    @risa : biasanya sholat pas pergantian period pelajaran, ada waktu 15 menit (plus untuk jalan pindah kelas) G susah kok, tergantung orangnya aja. Semua pasti bisa diantisipasi :D
    @melisa : mw titip pertanyaan po? hehhe
    @izak : opo zak? ayo kene lulus stan s2 ning kene....

    ReplyDelete
  10. jangan2 itu dosen ??? huee,,ra mungkin yo :D

    ReplyDelete
  11. @ mas Faruq (ambu2ne aku tau deh): soundtracknya bukan melly, tapi KD.

    @ zakiya : zakiya, apapun itu, kamu dapat award di blogku, http://yanfreski.blogspot.com/2010/11/six-month-award.html

    jgn lupa tinggalin komentar ya...

    ReplyDelete
  12. maaf mengganggu kak, kakak bisa ke jepang lewat beasiswa mext bukan? atau beasiswa lain? ceritain perjuangan kakak mendapatkan beasiswa itu dong, terima kasih :))

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indonesia: Tempat Berlindung Siapa?

Rezeki itu Allah yang ngatur, Nduk (part 1)