leader?

saya cukup tercengang melihat siaran berita sore itu. Mengapa? Akan saya jelaskan singkat menurut 
bahasa saya saja ya, bukan bahasa si pembaca berita :
"seorang bupati turun ke lapangan sepakbola di mana tim dari kebupatennya bertanding melawan
kabupaten lain. Ada apakah gerangan?
Rupanya bapak bupati tidak terima dengan perlakuan wasit terhadap timnya, Ia pun berlari mengejar si
wasit dan sampai berusaha melabraknya"

si Bapak Bupati tersebut turun ke lapangan dengan mengenakan pakaian dinas hitam-hitamnya.
Wow, jelas-jelas di sini beliau menempatkan diri sebagai bupati.(nonton sepak bola tu termasuk
perjalanan dinas ya? saya baru tau). Yang saya pikirkan di sini, sedang di manakah kebijaksanaan
dan kedewasaan si bapak? Maaf Pak, tidakkah bapak terlalu terpancing emosi? 

iseng-iseng, saya membayangkan kejadian yang relatif sama, begini ceritanya :
kejadian ini terjadi di negara yang sedang berkembang. Dapat diakui, belum semua penduduk
berpendidikan tinggi, dan masih ada kejadian kriminal terjadi, serta beberapa warga masih carut-marut
kehidupannya. Akan tetapi, perubahan positif secara pasti mulai terjadi seiring dengan perilaku pemimpinnya
yang bisa dijadikan teladan dan sebenar-benarnya pengayom masyarakat.

Alkisah, sore itu seorang bupati berpakaian sederhana, kaos dan celana seadanya, sedang berada
di tengah-tengah kursi penonton lap sepakbola. Dilihat sekilas, ia tak beda dengan penonton lain, 
yang membedakan adalah wajahnya yang lebih sering muncul dalam surat kabar bersamaan dengan
kebijakan-kebijakan baru yang ia putuskan.

Empat puluh lima menit berlalu,   
Stadion masih ayem-ayem saja...Cukup riuh memang para supporter berteriak,tapi itu semua masih dalam 
batas wajar...

Enam puluh menit kemudian,
sang wasit mengeluarkan kartu merah pada salah satu tim.
Supporter tim tersebut tidak menerima hal itu. Botol-botol mulai berterbangan, ya, emosi penonton tak terkendali.

Apa yang dilakukan sang bupati tadi?
bertindak sebagai pemimpin, pemberi contoh bagi yang dipimpinnya, bergerak menjadi penengah
mengomando semuanya supaya tenang, kemudian memberi pengertian...
dengan segala kewibawaannya ia mampu mengatasi itu semua,

pertandingan di mulai lagi,
tanpa ada berita ricuh yang perlu disiarkan di mana-mana...

ehem,masalahnya sama, tapi kelanjutannya beda kan? 
Karena satu hal, bapak bupati bergerak dengan tujuan dan cara yang berbeda.
Cara menyikapi masalah ini lah yang perlu dicermati...

Ah, rindunya akan pemimpin dewasa nan penuh wibawa...

Oiya, tulisan ini tidak dibuat menggunakan majas sinekdoke pars prototo, artinya, saya percaya masih banyak
pemimpin di luar sana yang memenuhi kapasitasnya sebagai pemimpin, yang amanah dan mengayomi rakyat dengan
kebijaksanaan dan kedewasaannya.

salah satu sosok pemimpin yang saya kagumi setelah Rasulullah SAW adalah Ahmadinejad.
Saya cuplik sedikit tentang gambaran Ahmadinejad dari e-mail yang saya dapatkan ya..
  
1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan 
Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu 
kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

2. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, 
lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler 
untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive. 

3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

4. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya 
dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya, 
arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana 
dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, 
sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak. 

5. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, 
sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. 
Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya. 

6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.

7. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya. 
Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, 
belum lagi secara minyak dan pertahanan. 
Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; 
roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, 
ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden. 

9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, 
ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, 
ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.

10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan, 
dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. 
Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, 
atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.

11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar 
karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. 
Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?
Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi. 
Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut,
kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk amerika.

12. Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka 

13. Bahkan ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa 



Jogja, 19 Des 2008

Comments

Popular posts from this blog

Indonesia: Tempat Berlindung Siapa?

It was the FIRST time....

Rezeki itu Allah yang ngatur, Nduk (part 1)